Berikut ini adalah tips menulis essay
sastra yang saya rangkum ketika berguru pada esais muda Tia Setiabudi
Apa itu esai sastra? Esay sastra
adalah katya esai yang ditulis dengan gaya sastra. Apapun topiknya boleh namun
tetap harus menggunakan bahasa yang layaknya digunakan dalam karya sastra. Esai
sastra jelas berbeda dengan esai ilmiah, kritik akademisi maupun praktisi.
Peranan teori dalam esai sastra tidak kaku. Esai satra tidak membahas yang
abstrak. Gagasannya jelas namun dibingkai secara apik dalam ilustrasi-ilustrasi
dan bahasa yang menari-nari lincah.
1. Dalam esai sastra , seorang esais tidak boleh
menggurui
Karya esai merupakan bentuk opini penulis dan didukung dengan
fakta-fakta yang ada. Bertujuan untuk menguak suatu suatu isu/kejadian yang
ditangkap oleh penulis dan diolah oleh penulis berdasar sudut pandang
masing-masing. Sehingga dalam essay lebih baik penulis menghindari kata-kata
seperti “Jangan dilakukan, ini harus dilakukan, harus disadari,bersabarlah,
ingat, jangan, hati-hati, dll. Akan
lebih indah jika saran kita bisa diterima oleh pembaca yaitu dengan menggunakan
ilustrasi
2. Esai berbeda dengan opini
Opini cenderung member solusi yang jelas, dalam hal ini penulis
memiliki ketajaman dalam melihat suatu permasalahan dari topic yang diangkat.
Sedangkan dalam esai, penulis tidak perlu memberikan solusi yang jelas apalagi
dibuat poin per poin 1,2,3. Bahkan dalam sebuah esai, esais bisa mengajukan
sebuah pertanyaan. Namun esai tetap
membawa gagasan
3. Bahasa dalam esai sastra
Opini dan esai ilmiah memakai bahasa yang tidak ambigu, ketat,
logis, sistematis. Sedangkan esai sastra menggunakan bahasa yang luwes, ambigu,
lincah menari-nari, dan kalimatnya bermusikal. Dalam judul hindari kata-kata
seperti peranan, implementasi,dll yang terkesan formal. Dalam esai sastra boleh
menggunakan kata-kata gahul. Datang darimana bahasa ketika menulis? Kalau tidak
ada bahan yang pernah dibaca maka alam bawah sadar akan menjadi kosong, oleh
karena itu kita harus banyak membaca karya orang lain juga. Hati-hati dengan
kata yang sering digunakan, misalnya aja di awal kalimat sering digunakan kata
seperti “ zaman sekarang ini, di era globalisasi, dst. Walaupun begitu, esai
tetap tidak bisa disamakan dengan cerpen. Meskipun sama-sama menggunakan gaya
sastra, esai tetap membawa gagasan. Dengan membaca maka kata akan terserap
dalam otak dan ketika menulis akan lebih lancar
4. Sudut Pandang Penulis
Dalam tulisan esai sastra harus ada unsure Aku-nya dengan cara
memasukkan pengalaman. Misalnya esais sedang membahas tentang persoalan difabel
bisa didahului dengan cerita pengalaman pribadi atau cerita orang lain setelah
itu masukkan tentang kebijakan yang mengatur tentang difabel, lalu komentari
dengan opini pribadi, dst. Persoalannya dipersempit tapi sudut pandangnya
diperluas. Perspektif dalam eai sastra bisa dilihat dari judulnya.
5. Seorang esais memiliki wawasan yang luas
Seorang esais bisa melatih kemampuannya dengan cara membaca karya
orang lain. Dengan membacaakan membuka wilayah lain yang belum kita ketahui
Ada beberapa buku yang bisa dibaca terkait esai sastra
Surat-surat Kepercayaan: Asridjani
Kumpulan esai Iwan Simatumpang
Goenawan Muhammad
Joko Damono
Putu Wijaya
Omi Baba
WS. Rendra
Joko Saryono
Baca berulang-ulang sampai
50 kali. Hehehe
Gimana? Udah tau kan bedanya esai sastra dan esai ilmiah?
Kayaknya seru deh bikin esai sastra :)
Awkay, mari kita coba !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar