Dalam era modern saat ini peran orang
tua sangat diperlukan kaitannya dengan soal masa perkembangan pada anak apalagi
melihat perkembangan dunia yang semakin cepat dengan segala kecanggihan
teknologi yang ada didalamnya. Canggihnya teknologi ini berdampak pada
peradaban manusia. Teknologi ada kalanya berdampak positif namun juga ada
kalanya berdampak negatif. Maka dari itu sangat penting bagi manusia untuk
dapat memfilter dengan baik segala sesuatu yang sedang berkembang saat ini termasuk
yang akan disinggung oleh penulis yakni mengenai dunia hiburan. Dunia hiburan
sangat beragam salah satunya yaitu musik.
Dunia anak adalah dunianya belajar
sambil bermain maka musik adalah media belajar bagi mereka, namun perkembangan
musik di Indonesia saat ini dirasa kurang mendukung kaitanya dengan tumbuh
kembang anak. Maka dari itu perlu adanya pemahaman tentang masa perkembangan
anak dan bagaimana pemilihan jenis musik yang sesuai dengan usia mereka. Sekarang ini, rasa-rasanya sudah biasa ada
anak kecil yang lebih hafal lagu-lagu dari grup band orang dewasa ketimbang
lagu anak-anak. Adakah pengaruhnya bagi perkembangan anak?Tentu saja ada.
Sebab, lagu-lagu itu akan membantu anak membangun imajinasi, persepsi, kreasi,
emosi, dan akan mengedukasi mereka. Soal berapa besarnya, ini tergantung pada
banyak hal.Maraknya tontonan di televisi, internet, radio, persebaran kaset
DVD terutama yang berhubungan dengan musik yang sedang inn saat ini yakni music lagu-lagu dangdut koplo, ternyata membawa
dampak tersendiri bagi anak-anak.
Memang tidak semua anak paham dengan maksud lirik maupun
gerakan pengiring lagu tersebut. Akan tetapi, manusia senantiasa belajar. Lama
kelamaan anak-anak akan tahu apa maksud lirik dan gerakan yang mereka lihat. Hal
ini bukanlah hal yang sepele karena berkaitan dengan perkembangan psikis
anak-anak kita. Beberapa waktu silam Senin (28/10/2013) terdapat berita
miris dimana beberapa siswa laki-laki di SD Negeri, Kemiling,
Bandar Lampung bergoyang mempraktikkan joget cesar sambil membuka resleting
celananya di depan murid perempuan.[1] Sontaksejumlah
orangtua siswi yang bersekolah di SD tersebut mengaku kaget saat mendengar
cerita anaknya tentang perilaku teman lelaki di kelasnya. Selain itu juga mencuat kabar kasus seorang anak yang baru duduk di kelas 3 SD salah satu kota di Jawa
Tengah berani membuka rok teman putrinya di kelas.[2]Tentu hal ini membuat hati kita
tersentak.Lagu dengan
penyanyi asli Juwita Bahar ini memang membuat pendengarnya hanyut dalam suasana
senang dan gembira karena ada kesan jenaka dari efek musik pengiringnya.Hanya
saja lagu ini berisikan lirik yang mengandung unsur kevulgaran. Diawali dengan
lirik: Hai kenapa kamu kalau nonton dangdut sukanya bilang; buka sithik jos.
Sepintas tidak ada yang salah dengan lirik ini. Namun, coba kita cermati lirik
selanjutnya : “apa karena rok mini ini jadi alasan; sukanya abang ini lihat
bodiku yang seksi; senangnya abang ini intip-intip ku pakai rok mini”.
Untaian kalimat ini bukanlah hal yang baik dan mendidik anak-anak, justru
merupakan ajaran negatif. Lagu ini memuat tentang sensualitas dan menjurus ke
arah seksualitas. Tentu ketika diperdengarkan lagu ini, kita akan berfikir; apa
sebenarnya yang mau dibuka?; Oh.. rok mini. Apa yang mau kita ajarkan kepada
anak-anak dengan rok mini?; Lirik-lirik tersebut merupakan kata-kata yang tabu
dan tidak patut diumbar ke publik.
Maraknya lagu-lagu dangdut koplo yang menyajikan goyangan-goyangan
yang erotis dan juga isi lagu yang berisi tentang dunia percintaan ini juga
dapat menyebabkan beberapa dampak
seperti dibawah ini:
Pada dasarnya,
anak belum bisa membedakan hal baik dan hal buruk. Bandura menyatakan
bahwa anak akan membentuk perilakunya dari mencontoh atau meniru apa yang
dilihatnya sehari-hari. Dalam hal ini maka orang-orang yang ada di sekitar anak
akan menjadi model (objek yang ditiru). Model juga dapat berasal dari apa yang
dilihat atau didengar di TV, radio, dan apa yang dibaca di mass media. Anak-anak cenderung
akan mencontoh segala hal yang dilihatnya, termasuk tontonan hiburan bertajuk
dangdut koplo yang menyajikan lagu-lagu bertema percintaan dan goyangan erotis.
Hal ini tentu saja mempengaruhi sikap anak dan bisa terbawa hingga dewasa.Tentu
ini sejalan dengan pendapat Sigmun Freud yang menyatakan bahwa pengalaman
pada masa kecil akan menentukan pola perilaku pada masa dewasa.
Bahasa yang ada dalam music lagu dangdut koplo memang
terkesan lebih simpel dan memikat. Hal ini tentu saja berbanding terbalik
dengan buku pelajaran yang terkesan sangat kaku dengan penggunaan bahasa
ilmiah. Akhirnya, dengan begitu anak-anak menjadi enggan atau kurang
bersemangat saat belajar karena terbiasa dengan suguhan bahasa-bahasa simple
dan sederhana seperti yang termaktub dalam lagu-lagu dangdut koplo.
Dalam video klip dangdut koplo sering menghadirkan
adegan-adegan berbau pornografi sehingga dapat membuat anak balig/dewasa
sebelum waktunya. Pematangan seksual secara dini ini dilengkapi dengan rasa
ingin tahu yang besar sehingga anak cenderung mencontoh adegan-adegan dalam
televisi. Dampak ini pun sepertinya menjadi dampak paling buruk ketika seorang
anak menonton tayangan musik-musik dangdut koplo yang terlalu sering tanpa
pengawasan orangtua.
Pada dasarnya “menyimak” merupakan aktivitas dimana melibatkan seluruh aspek mental kejiwaan seperti mengidentifikasi, menginterpetrasi, dan mereaksi. Ketika lagu-lagu yang tidak pantas terus-menerus dengan bebas dikonsumsi anak-anak ditambah lagi dengan imajinasi anak seusia itu masih produktif dan mudah melekat dalam ingatan sehingga dibawah alam sadarnya akan menjadi prilaku dari perbendaharaan kata-kata yang ada pada lagu tersebut.
Melihat fenomena
ini, musik sudah termasuk bahaya laten yang merusak moral generasi penerus
bangsa.Referensi seksual dalam lagu bisa membuat anak berpikir nilai diri
mereka dalam tatanan masyarakat adalah untuk memberikan kepuasan seksual kepada
orang lain, berisiko memandang rendah arti tubuhnya, depresi, masalah dengan
makanan, penyalahgunaan obat-obatan, dan lainnya.Ketika lagu-lagu yang tidak
pantas terus-menerus dengan bebas dikonsumsi anak-anak ditambah lagi dengan
imajinasi anak seusia itu masih produktif dan mudah melekat dalam ingatan
sehingga dibawah alam sadarnya akan menjadi prilaku dari perbendaharaan
kata-kata yang ada pada lagu tersebut. Melihat fenomenal ini, musik termasuk
bahaya laten yang merusak moral generasi penerus bangsa.Apalagi usia anak-anakmasih sangat segar otaknya untuk mengingat apa
yang ia lihat dan ia dengar. Untuk
mencegah anak dari perilaku menyimpang dibutuhkan kerjasama antara orang tua
dan guru. Dengan adanya kerjasama yang baik maka diharapkan dapat mengantisipasi
perihal buruk yang akan terjadi dari maraknya lagu dangdut koplo saat ini.
website keren
BalasHapuswebsite keren
website keren