Senin, 26 Desember 2016

Pengaruh Musik Dangdut Koplo terhadap Psikologis dan Perilaku Anak


      Dalam era modern saat ini peran orang tua sangat diperlukan kaitannya dengan soal masa perkembangan pada anak apalagi melihat perkembangan dunia yang semakin cepat dengan segala kecanggihan teknologi yang ada didalamnya. Canggihnya teknologi ini berdampak pada peradaban manusia. Teknologi ada kalanya berdampak positif namun juga ada kalanya berdampak negatif. Maka dari itu sangat penting bagi manusia untuk dapat memfilter dengan baik segala sesuatu yang sedang berkembang saat ini termasuk yang akan disinggung oleh penulis yakni mengenai dunia hiburan. Dunia hiburan sangat beragam salah satunya yaitu musik. 

      Dunia anak adalah dunianya belajar sambil bermain maka musik adalah media belajar bagi mereka, namun perkembangan musik di Indonesia saat ini dirasa kurang mendukung kaitanya dengan tumbuh kembang anak. Maka dari itu perlu adanya pemahaman tentang masa perkembangan anak dan bagaimana pemilihan jenis musik yang sesuai dengan usia mereka. Sekarang ini, rasa-rasanya sudah biasa ada anak kecil yang lebih hafal lagu-lagu dari grup band orang dewasa ketimbang lagu anak-anak. Adakah pengaruhnya bagi perkembangan anak?Tentu saja ada. Sebab, lagu-lagu itu akan membantu anak membangun imajinasi, persepsi, kreasi, emosi, dan akan mengedukasi mereka. Soal berapa besarnya, ini tergantung pada banyak hal.Maraknya tontonan di televisi, internet, radio, persebaran kaset DVD terutama yang berhubungan dengan musik yang sedang inn saat ini yakni music lagu-lagu dangdut koplo, ternyata membawa dampak tersendiri bagi anak-anak. 

    Memang tidak semua anak paham dengan maksud lirik maupun gerakan pengiring lagu tersebut. Akan tetapi, manusia senantiasa belajar. Lama kelamaan anak-anak akan tahu apa maksud lirik dan gerakan yang mereka lihat. Hal ini bukanlah hal yang sepele karena berkaitan dengan perkembangan psikis anak-anak kita. Beberapa waktu silam Senin (28/10/2013) terdapat berita miris dimana beberapa siswa laki-laki di SD Negeri, Kemiling, Bandar Lampung bergoyang mempraktikkan joget cesar sambil membuka resleting celananya di depan murid perempuan.[1] Sontaksejumlah orangtua siswi yang bersekolah di SD tersebut mengaku kaget saat mendengar cerita anaknya tentang perilaku teman lelaki di kelasnya. Selain itu juga mencuat kabar kasus seorang anak yang baru duduk di kelas 3 SD salah satu kota di Jawa Tengah berani membuka rok teman putrinya di kelas.[2]Tentu hal ini membuat hati kita tersentak.Lagu dengan penyanyi asli Juwita Bahar ini memang membuat pendengarnya hanyut dalam suasana senang dan gembira karena ada kesan jenaka dari efek musik pengiringnya.Hanya saja lagu ini berisikan lirik yang mengandung unsur kevulgaran. Diawali dengan lirik: Hai kenapa kamu kalau nonton dangdut sukanya bilang; buka sithik jos. 
     
    Sepintas tidak ada yang salah dengan lirik ini. Namun, coba kita cermati lirik selanjutnya : “apa karena rok mini ini jadi alasan; sukanya abang ini lihat bodiku yang seksi; senangnya abang ini intip-intip ku pakai rok mini”. Untaian kalimat ini bukanlah hal yang baik dan mendidik anak-anak, justru merupakan ajaran negatif. Lagu ini memuat tentang sensualitas dan menjurus ke arah seksualitas. Tentu ketika diperdengarkan lagu ini, kita akan berfikir; apa sebenarnya yang mau dibuka?; Oh.. rok mini. Apa yang mau kita ajarkan kepada anak-anak dengan rok mini?; Lirik-lirik tersebut merupakan kata-kata yang tabu dan tidak patut diumbar ke publik.
Maraknya lagu-lagu dangdut koplo yang menyajikan goyangan-goyangan yang erotis dan juga isi lagu yang berisi tentang dunia percintaan ini juga dapat  menyebabkan beberapa dampak seperti dibawah ini:




Berpengaruh Terhadap Sikap
Pada dasarnya, anak belum bisa membedakan hal baik dan hal buruk. Bandura menyatakan bahwa anak akan membentuk perilakunya dari mencontoh atau meniru apa yang dilihatnya sehari-hari. Dalam hal ini maka orang-orang yang ada di sekitar anak akan menjadi model (objek yang ditiru). Model juga dapat berasal dari apa yang dilihat atau didengar di TV, radio, dan apa yang dibaca di mass media. Anak-anak cenderung akan mencontoh segala hal yang dilihatnya, termasuk tontonan hiburan bertajuk dangdut koplo yang menyajikan lagu-lagu bertema percintaan dan goyangan erotis. Hal ini tentu saja mempengaruhi sikap anak dan bisa terbawa hingga dewasa.Tentu ini sejalan dengan pendapat Sigmun Freud yang menyatakan bahwa pengalaman pada masa kecil akan menentukan pola perilaku pada masa dewasa. 

Mengurangi Semangat Belajar
Bahasa yang ada dalam music lagu dangdut koplo memang terkesan lebih simpel dan memikat. Hal ini tentu saja berbanding terbalik dengan buku pelajaran yang terkesan sangat kaku dengan penggunaan bahasa ilmiah. Akhirnya, dengan begitu anak-anak menjadi enggan atau kurang bersemangat saat belajar karena terbiasa dengan suguhan bahasa-bahasa simple dan sederhana seperti yang termaktub dalam lagu-lagu dangdut koplo.

Kematangan Seksual Lebih Cepat

Dalam video klip dangdut koplo sering menghadirkan adegan-adegan berbau pornografi sehingga dapat membuat anak balig/dewasa sebelum waktunya. Pematangan seksual secara dini ini dilengkapi dengan rasa ingin tahu yang besar sehingga anak cenderung mencontoh adegan-adegan dalam televisi. Dampak ini pun sepertinya menjadi dampak paling buruk ketika seorang anak menonton tayangan musik-musik dangdut koplo yang terlalu sering tanpa pengawasan orangtua.

 Pada dasarnya “menyimak” merupakan aktivitas dimana melibatkan seluruh aspek mental kejiwaan seperti mengidentifikasi, menginterpetrasi, dan mereaksi. Ketika lagu-lagu yang tidak pantas terus-menerus dengan bebas dikonsumsi anak-anak ditambah lagi dengan imajinasi anak seusia itu masih produktif dan mudah melekat dalam ingatan sehingga dibawah alam sadarnya akan menjadi prilaku dari perbendaharaan kata-kata yang ada pada lagu tersebut. 

     Melihat fenomena ini, musik sudah termasuk bahaya laten yang merusak moral generasi penerus bangsa.Referensi seksual dalam lagu bisa membuat anak berpikir nilai diri mereka dalam tatanan masyarakat adalah untuk memberikan kepuasan seksual kepada orang lain, berisiko memandang rendah arti tubuhnya, depresi, masalah dengan makanan, penyalahgunaan obat-obatan, dan lainnya.Ketika lagu-lagu yang tidak pantas terus-menerus dengan bebas dikonsumsi anak-anak ditambah lagi dengan imajinasi anak seusia itu masih produktif dan mudah melekat dalam ingatan sehingga dibawah alam sadarnya akan menjadi prilaku dari perbendaharaan kata-kata yang ada pada lagu tersebut. Melihat fenomenal ini, musik termasuk bahaya laten yang merusak moral generasi penerus bangsa.Apalagi usia anak-anakmasih sangat segar otaknya untuk mengingat apa yang ia lihat dan ia dengar. Untuk mencegah anak dari perilaku menyimpang dibutuhkan kerjasama antara orang tua dan guru. Dengan adanya kerjasama yang baik maka diharapkan dapat mengantisipasi perihal buruk yang akan terjadi dari maraknya lagu dangdut koplo saat ini.


[1]Kompas.com. 2014. Sejumlah Anak SD di Bandarlampung Berjoget Menirukan Goyang Cesar. (Diakses pada 5 November 2014 pukul 14.00)
[2]  Detik.com.2014. Anak SD membuka Rok Teman Putrinya di Kela. (Diakses pada 5 November 2014 pukul 14.00)

1 komentar: