Minggu, 25 Desember 2016

Kuliah dan Berorganisasi, Why Not?


Manusia diciptakan di muka bumi ini sebagai seorang khalifah yang bisa memimpin bumi ini dengan sebaik-baiknya. Kita dilahirkan di bumi ini tidak lain adalah untuk menjadi seorang pemimpin, pemimpin yang adil, bijaksana dan bertanggungjawab atas segala sesuatu yang dipimpinnya untuk kebaikan bumi dan seisinya. Setiap manusia pastinya memiliki pengalaman menjadi seorang pemimpin. Pemimpin tidak hanya di asumsikan sebatas memimpin organisasi, lembaga atau yang terlihat kasat mata saja. Memimpin diri sendiri sebagai individu merupakan hal terkecil dari sebuah kepemimpinan. Bisa dibayangkan jika setiap individu dalam sebuah kepemimpinan tak bisa memimpin dirinya sendiri, apa yang terjadi? Pastinya organisasi tersebut tidak akan berdiri tegak karena dinamika individu-individu yang tidak selaras. Berbeda pendapat dan pikiran memang hal biasa terjadi dalam suatu organisasi. Dari permasalahan yang ada dalam organisasi inilah peranan seorang pemimpin sangat dibutuhkan. Kata kunci seorang pemimpin adalah ‘pengaruh’ dimana ia memiliki pengaruh penting dalam orang-orang yang dipimpinnya dan bagaimanapun caranya ia harus bisa mempengaruhi orang yang dipimpinnya.
***


Dalam hidup saya sebagai makhluk sosial, saya tidak pernah lepas dengan sebutan sebagai makhluk sosial. Untuk memenuhi kebutuhan sosial salah satunya yaitu dengan bergabung dengan sebuah perkumpulan/organisasi. Sejak kecil saya sudah sering masuk dalam lingkup organisasi mulai dari organisasi karangtaruna, majlis taklim,OSIS, ekstrakulikuler di sekolah. Di luar sekolah pun saya juga bergabung dengan beberapa organisasi seperti DPA (Dewan Perwakilan Anak) dan DKM (Dewan Kesenian Malang) hingga saya tumbuh dewasa pun juga masih bernaung dalam organisasi baik intra kampus maupun ekstra kampus. Jika kita telusuri ternyata tidak semua orang tertarik bergabung dengan organisasi, ada yang menganggap bahwa organisasi hanyalah membuang-buang waktu saja dan ada yang menganggap bahwa dirinya tidak memiliki jiwa kepemipinan dan organisasi sehingga ia tak tertarik dengan berbagai organisasi di sekelilingnya. Bagi mahasiswa mungkin tidak asing dengan istilah ‘kupu-kupu’ alias kuliah-pulang kuliah-pulang yang setiap harinya hanya berangkat kuliah dan sepulang kuliah hanya stay di rumah. Padahal ada keasyikan tersendiri ketika kita bergabung dengan sebuah organisasi. Selain mendapatkan ilmu yang bermanfaat, kita juga pasti memiliki jaringan yang lebih luas. Contohnya saja ketika saya bergabung dengan DKM, karena DKM adalah organisasinya para seniman maka dari sinilah saya mendapat banyak link seniman yang ada di kota Malang. Entah mengapa ketika saya bergabung dengan organisasi saya hampir selalu menempati posisi yang sama yaitu sebagai sekretaris dan bendahara. Paling tinggi sebagai wakil ketua dan tidak pernah menjadi seorang ketua. Namun hal ini tidak menjadi suatu masalah karena sejatinya untuk menjadi seorang pemimpin tidak harus menjabati kedudukan sebagai seorang ketua. Sebagai wakil ketua, sekretaris, bendahara pun juga masih termasuk pemimpin karena ia masih memiliki pengaruh penting dalam sebuah organisasi yang tentunya saya sudah dipercaya oleh anggota bahwa saya bisa menjalankan mandat tersebut.

Di kampus, saya bergabung dengan organisasi UKM SAMIN (Unit Kegiatan Mahasiswa Sanggar Minat) yang berkecimpung di dunia seni kerajinan dan desain. Dalam organisai ini saya dipercaya sebagai bendahara pameran yang mengatur sirkulasi keuangan pameran. Sebagai seorang pemegang keuangan saya dituntut bertanggung jawab,memegang teguh nilai-nilai dan jujur dalam segala hal untuk menghindari penyelewengan keuangan organiasasi. Butuh kesabaran,keuletan dan ketelitian sebagai pemegang keuangan organisasi. Sedikit cerita saat masih pertama kali perekrutan anggota, banyak sekali mahasiswa yang mendaftar namun dengan seiring berjalannya waktu satu persatu dari kami mulai tidak aktif lagi dalam organisasi. Inilah yang disebut dengan seleksi alam hingga dari semula yang mendaftar mencapai seratus orang lebih menjadi beberapa gelintir saja yang aktif dengan berbagai macam alasan seperti adanya kesibukan kuliah sehingga tidak bisa mengatur waktu, dilarang orang tua, bosan,dll hingga menjadikan hal ini sebagai tantangan tersendiri bagi saya dan teman-teman yang aktif lainnya untuk merangkul kembali anggota yang telah lama vakum. Tentunya sebagai seorang mahasiswa saya juga disibukkan dengan kuliah dengan seambrek tugas yang juga membutuhkan waktu dan tenaga untuk menyelesaikannya belum lagi di tengah kesibukan saya sebagai seorang aktifis organisasi UKM SAMIN yang notabenenya sering mengadakan pelatihan dan pameran. Dibutuhkan komitmen untuk bisa mengimbangi antara kuliah dan organisasi serta sebisa mungkin untuk bisa memanajemen waktu sebaik mungkin agar keduanya bisa berjalan maksimal. 

Saya mengibaratkan bahwa kuliah dan berorganisasi itu seperti aktifitas makan dimana kuliah sebagai nasi yang merupakan makanan pokok dan organisasi adalah sebagai lauk-pauknya yang memberikan rasa untuk membuat kita lebih bersemangat untuk makan. Kuliah memang hal pokok yang harus ditempuh namun ada beberapa hal yang tidak kita dapatkan di kelas bahkan hal ini juga tidak masuk dalam matakuliah apapun. Pengalaman organisasi memberikan pelajaran tersendiri tentang menumbuhkan jiwa kepemimpinan pada diri saya bagaimana menghadapi masalah, bagaimana saya mengambil keputusan, menghormati otoritas, mengelola emosi, mengajarkan toleransi dan mengenyampingkan kepentingan/kepuasan pribadi untuk mengutamakan kepentingan bersama, menggerakkan organisasi hingga kita bisa menetapkan dan mencapai tujuan bersama-sama. Pengalaman-pengalaman berharga ini menjadikan motivasi bagi saya untuk lebih bisa menjadi pribadi yang hangat, bisa mengayomi, selalu berfikir positif, lebih disiplin dan saya yakin bahwa ini semua tidak akan sia-sia. Semua pasti ada manfaatnya ketika nanti saya benar-benar terjun dalam kehidupan masyarakat yang sesungguhnya. Dengan bekal ilmu dari organisasi saya yakin ini adalah salah satu jurus akselerasi untuk satu langkah lebih maju dari teman-teman saya lainya untuk lebih sukses. Sukses bagi anak kuliahan tidak hanya sebatas lulus dengan gelar cumlaude, sangat dangkal sekali pemikiran kita jika hanya sebatas IPK yang kita kejar. Dalam dunia kerja, bukan nilai IPK yang kita jual tapi skill dan pengalaman yang menjadi senjata. Nilai IPK tinggi bisa kita beli tapi skill dan pengalaman adalah harga mati. Tidak akan dimiliki bagi orang yang tidak pernah menjalani. Namun jangan sampai salah pengertian, siapa bilang aktifis organisasi tidak dapat lulus tepat waktu dengan nilai yang tinggi? Berorganisasi bukanlah suatu penghalang untuk tetap berprestasi. Justru ini harus menjadi nilai plus bagi kita untuk tetap membangun potensi diri agar lebih baik lagi.

Masih ngeyel kalau organisasi bakal ganggu kuliah kamu, cobain dulu deh. Kamu akan menemukan keasyikan tersendiri. Kuliah dan berorganisasi, why not guys? :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar