Minggu, 25 Desember 2016

Tak Ada TV, Layar Tanjap-pun Jadi



 

                               Sepenggal Kisah Warga Goa Cina – Malang Selatan  


              Dalam era serba teknologi dan gemerlapnya kota, ternyata masih ada masyarakat Malang Selatan yang belum bisa menikmati sepenuhnya adanya IPTEK yang semakin hari semakin canggih. Bagaimana bisa menikmati jika daerahnya belum teraliri listrik? Untuk penerangan sehari-hari mereka menggunakan diesel dan sebagian lainnya masih menggunakan lampu petromaks. 
            Walaupun hidup ditengah keterbatasan dan kesederhanaan, masyarakat di desa ini cukup guyub rukun, memiliki gotong royong cukup tinggi dan dikenal ramah. Pernah penulis datang untuk melaksanakan bakti social, salah satu agenda kami adalah NOBAR (Nonton Bareng) warga. Kami kira dalam NOBAR ini hanya sedikit warga yang berminat untuk datang karena nobar ini cukup sederhana hanya berbekal layar bekas banner tak terpakai, LCD, laptop, sound sederhana, alas duduk ala kadarnya dan minuman saja. Dalam benak kami masyarakat akan memilih menonton televisi di rumah sambil santai bersama keluarga. Namun ternyata anggapan kami itu salah, satu jam sebelum nobar dimulai, warga sudah berkumpul di lapangan. Tidak hanya anak-anak muda yang datang bahkan para orang tua sampai kakek nenek pun ikut berbondong-bondong untuk nobar yang kami kemas secara sederhana ini. 
           Masyarakat sangat senang. Setelah kami telusuri ternyata masyarakat senang dengan adanya nobar karena di rumah mereka jarang ada yang memiliki TV sehingga tidak ada alternative hiburan. Diesel yang mereka punya agar lebih hemat pemakaiannya maka hanya digunakan untuk menyalakan lampu saja sehingga jika ada acara yang melibatkan masyarakat seperti ini mereka sangat antusias dan bisa dijadikan hiburan. Warga berharap desa mereka bisa dialiri listrik dan  pembangunan merata hingga ke pelosok negri.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar