Kamis, 16 Februari 2017

Paspor, Entah Kapan Kan Membawamu Pergi


Jika kau memiliki mimpi, maka tuliskan. Bacalah tiap hari. Berjuang dan berdoalah agar Tuhan mengijabahi.
***

Langit jingga memerah pertanda malam akan tiba. Ku raih pasporku yang usianya baru beberapa minggu. Aku memang sengaja membuat paspor di awal tahun ini karena sudah kutekadkan jika tahun ini aku harus ke luar negeri.

Kubaca lagi catatanku, semakin kuat keinginanku untuk bisa menjelajahi bumi belahan lain. Kubayangkan aku sedang di hamparan salju dengan jaket tebal, menikmati teh hangat dengan balutan kimono cantik. Ah, indah sekali.

Aku bermimpi bisa ke luar negeri entah untuk kuliah, pertukaran pelajar, conference atau sekedar jalan-jalan. Tapi manakala kuingat kemampuan bahasa inggrisku tiba-tiba nyaliku menyusut kembali.

Agar aku tetap optimis, aku sering mengikuti seminar online atau offline tentang beasiswa dalam dan luar negeri. Minimal dengan mendengarkan pengalaman orang lain aku bisa menyemangati diriku kembali. Selain itu aku juga membeli buku-buku panduan beasiswa dan travelling luar negeri.

Entahlah kapan semua ini akan terwujud. Aku masih saja memupuk rangkaian mimpi yang belum jelas akan benar terjadi.

Malam ini kubuka laptopku yang berisi foto-fotoku dengan teman Amerikaku. Mereka adalah petualang sejati. Sudah berbagai benua telah mereka singgahi. Kuraih pasporku, kucium bak buku suci lalu kubacakan shalawat nabi.

Kita tak akan pernah tahu.
Tapi yakinlah, setiap ada kemauan disanalah ada jalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar