Kamis, 16 Februari 2017

Terimakasih Bidikmisi



Pagi ini kota Malang diguyur hujan yang semenjak tadi malam tak kunjung reda. Tepat pukul 04.00 pagi saya harus bangun dan mempersiapkan diri karena hari ini adalah hari bersejarah dalam hidupku. Terdengar sayup-sayup suara adzan dari surau yang tak jauh dari rumahku bersahutan dengan kokok ayam yang terdengar nyaring ditelinga. Hujan kala itu tak menyurutkanku untuk tetap bersemangat pergi ke kampus tercinta. Ya, karena hari itu adalah hari bahagia dimana aku akan melangsungkan Ujian Sidang Skripsi. Hari itu saya berangkat cukup pagi. Ku pandangi raut wajah ibuku yang sedari pagi sibuk di dapur dan ku cium tangannya sembari memohon doa agar ujian hari itu berjalan dengan lancar.
***

Sesampainya di kampus, aku mempersiapkan perlengkapan untuk sidang. Sembari menunggu kedatangan dosen penguji, aku memandangi jendela ruangan dengan hujan yang masih tetap mengguyur. Tiba-tiba ingatanku kembali meng-flash back memori empat tahun silam ketika aku lulus SMK. Orang tuaku hampir tak percaya aku akan menempuh pendidikan hingga di perguruan tinggi. Maklum kami dari keluarga menengah ke bawah. Bahkan untuk sekolah SMK saja sangat pesimis. Bapakku bekerja serabutan, kadang menjadi tukang ojek, kadang menjadi kuli bangunan, kadang menjadi tukang kayu, kadang menjadi buruh tani. Apapun dikerjakan oleh bapak asal halal dan bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan ibuku adalah ibu rumah tangga. Penghasilan Bapak tak menentu sehingga kami sebisa mungkin harus mengelola keuangan dengan baik. Kedua orangtuaku sangat pesimis aku dapat melanjutkan SMK, karena pada saat itu bapak tidak dapat bekerja karena kecelakaan motor saat mengojek. Aku merasa menjadi anak durhaka, karena dengan kondisi yang sulit aku memaksa untuk tetap sekolah dengan jalan berhutang. Aku egois, sangat egois.
***

Satu tahun aku sekolah SMK, hutang orangtuaku semakin banyak. Aku ingin membantu meringankan. Aku tak tahu apa yang harus ku lakukakn hingga pada akhirnya ada ajakan dari temanku untuk tinggal di sebuah yayasan panti asuhan. Awalnya orangtuaku tidak menyetujuiku untuk tinggal di yayasan ini. Tapi perlahan aku menjelaskan alasan dan manfaat tinggal di yayasan. Akhirnya orangtua ku pun menyetujui walau dengan sangat berat hati.. Hari itu saya  diantar bapak dan ibu menghadap pimpinan yayasan dan dengan uraian air mata hari itu pun saya resmi berpisah dengan kedua orang tuaku.
***

Selama di panti asuhan, aku dan keluarga cukup terbantu sekali karena seluruh pembiayaan hidupku ditanggung oleh yayasan. Mulai dari biaya sekolah, makan dan keperluan sehari-hari. Selama di yayasan, aku belajar banyak hal. Di yayasan ini aku dipertemukan dengan keluarga baruku. Mereka semua adalah anak-anak yatim piatu dan juga kaum dhuafa. Aku juga memiliki pengasuh dan ustadz ustadzah yang sudah kami anggap sebagai orang tua kami sendiri. Posisi sekolah dan yayasanku berada di kota, hal ini cukup menguntungkan bagiku karena berbagai informasi sangat mudah diakses.

Ketika SMK saya aktif mengikuti lomba-lomba yang berhubungan dengan menulis dan mendongeng. Berbagai macam penghargaan dibidang tersebut berhasil ku dapat dari tingkat kota, provinsi hingga nasional. Aku tak perlu khawatir lagi atas pembiayaan sekolahku, tidak takut lagi jika sewktu-waktu ada tagihan keperluan sekolah. Uang saku pun aku aku selalu diberi. Mungkin hal ini akan membuat kita terlena jika kita lupa bahwa ini hanya sementara. Yayasan hanya akan mensupport penuh hingga lulus SMA saja sehingga aku harus berfikir bagaimana caranya aku dapat hidup mandiri usai lulus nanti.

Sejak SMK aku belajar berjualan. Awalnya saya bekerja di kantin sekolah dengan bayaran free makan siang saja. Kebetulan kantin tersebut menjual aneka kripik maicih pedas. Saya mengambil kripik tersebut dari kantin lalu saya jual pada teman-teman saya di kelas ternyata banyak yang membeli. Keuntungannya tidak seberapa, tapi dari situ saya bisa menabung, belajar berbisnis dan mengajak teman serta adik-adik saya di panti asuhan untuk sama-sama belajar wirausaha. Di panti asuhan saya menjadi coordinator wirausaha karena beberapa anak tertarik ingin berwirausaha. Uang hasil usahaku ini aku tabung dan Alhamdulillah setidaknya ketika aku sudah keluar dari panti aku memiliki modal untuk hidup mandiri.
***

Lulus dari SMK, saya mencoba mengikuti SNMPTN undangan dengan pilihan UGM dan Unesa namun tidak berhasil. Lalu ku coba untuk mengikuti SNMPTN tulis. Dalam perjalanan menuju tes tulis, sayamencari informasi jalur pendaftaran lain di Universitas Negeri Malang dan ternyata ada jalur pendaftaran PRESUS atau prestasi khusus. Syarat mengikuti seleksi jalur PRESUS ini adalah memiliki prestasi akademik maupun non akademik minimal tingkat provinsi dan kuotanya cukup terbatas yaitu sekitar 100 kursi saja. Dan Alhamdulillah saya lolos dan diterima di jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Awal masuk UM saya menggunakan uang tabungan usahaku untuk membayar UKT. Aku juga menggunakan uang tabungan dari usaha untuk membayar kos-kosan. Selama hidup dipanti asuhan aku sudah merencanakan banyak hal ketika aku sudah tak didanai oleh donatur dan memplanning keuangan pribadi dengan baik.

Alhamdulillah, Allah memang selalu tahu dengan kebutuhan hambanya. Satu semester saya belajar di UM, saya diberi kesempatan untuk mendaftar bidikmisi susulan. Sebagai wujud syukur, aku tidak ingin melewatkan kesempatan-kesempatan untuk meraih prestasi selama menjadi mahasiswa. Aku menggunakan bekal ilmu jurnalistikku untuk mengikuti berbagai ajang kepenulisan. Beberapa penghargaan kepenulisan karya ilmiah populer berhasil ku raih. Buah pemikiranku juga di apresiasi dengan baik oleh DIKTI dengan didanainya PKM-PKM yang ku usung berupa ide-ide mengenai pemberdayaan masyarakat, pelestarian budaya dan penelitian bidang humaniora.
***

Aku memang sangat tertarik dengan dunia kesenian. Di kampus, saya tergabung dalam UKM Sanggar Minat yang bergerak dalam dunia seni rupa, kerajinan, dan desain. Beberapa karyaku terutama lukisan sering dipamerkan dalam even-even pameran seni rupa. Sejak MABA, aku berjualan kue di kampus. Kebiasaanku berdagang ketika SMK tetap berlanjut hingga aku kuliah.Aku mengambil kue dari supplier dan ku jual lagi di kampus. Passionku dalam dunia bisnis, cukup terbantu dengan adanya program mahasiswa wirausaha (PMW). DIKTI akan mensupport mahasiswa yang memiliki usaha yang sudah berjalan dengan pemberian dana hibah melalui program ini. Dan sebagai tanda keseriusan usaha, saat ini saya sedang menyiapkan pendirian CV usaha saya yang saya beri nama CV.WASHINDO dengan produk andalan sabun cuci piring dengan brand STAR WASH. Saya bersyukur menjadi bagian mahasiswa Bidikmisi. Bidikmisi sangat membantu saya untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya.
 ***

Jam menunjukkan pukul 08.00 WIB. Suara ketukan pintu dan salam membuyarkanku dari lamunan panjang. Prof Supriyono selaku pembimbing dan penguji skripsiku telah tiba. Aku segera bergegas bersiap untuk menyegerakan presentasi hasil penelitian skripsiku di depan 2 penguji lainnya. Dengan sikap penuh  percaya diri ku sampaikan ulasan demi ulasan. Anggukan-anggukan beliau cukup membuatku tenang, sinyal jika sebentar lagi aku akan menuntaskan kewajibanku sebagai mahasiswa.

Alhamdulillaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar