Jika kita membicarakan seputar wanita pasti tidak akan
pernah ada habisnya karena terlalu banyak hal yang bisa dikupas dari seorang
wanita. Mulai dari hal seperti fashion (model
baju), seleranya, gaya hidupnya, kepribadian, peranannya dalam keluarga,
masyarakat maupun negara dan masih banyak lagi yang lainnya.
Mengingat perkembangan zaman yang begitu pesat, maka
tak sedikit pula wanita yang merubah gaya hidupnya. Dulu seorang wanita jika
sudah berumah tangga maka ia mempunyai tugas utama yaitu mengurus anggota
keluarganya terutama anak-anaknya serta menjadi istri yang taat pada suaminya.
Akan tetapi berbeda dengan wanita zaman sekarang, mereka lebih memilih sukses
berkarir daripada mengurus keluarganya. Mereka beranggapan bahwa dengan sukses
berkarir dan mempunyai uang banyak maka keluarganya termasuk anak dan suaminya
juga bahagia padahal mereka sangat kekurangan kasih sayang seorang ibu atau
istri dalam kehidupannya.
Wanita acap kali dikatakan sebagai kaum yang sangat
konsumtif. Mengapa??? Karena mereka mudah tergiur oleh hal-hal baru yang
ditawarkan dan sudah memasyarakat luas dalam pasaran. Coba kita lihat
realitasnya, pada saat suatu mall atau pusat pembelanjaan sedang memberikan
diskon besar-besaran atau sedang meluncurkan produk andalan mereka, pasti
banyak sekali kaum wanita yang berbondong-bondong pergi kesana walaupun apa
yang mereka beli sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan dan tidak akan berakibat
fatal jika mereka tidak membelinya. Selain pusat perbelanjaan, ada tempat lain
yang banyak diburu oleh kaum wanita. Tempat tersebut yaitu tempat hiburan yang
penuh fantasi seperti café remang-remang, diskotik dan tempat hiburan malam
lainnya. Kebanyakan dari mereka mengunjungi tempat ini untuk melepas kepenatan
dan hura-hura untuk mendapatkan kesenangan melalui minum-minuman keras, dugem,
seks bebas tanpa peduli akan kesuciannya dan narkotika. Wanita-wanita yang
hidup di era modern ini juga dipandang berpenampilan semakin seronok tanpa
memandang etika sebagai bangsa timur. Gaya memakai rok mini dan baju yang
seksi-seksi serta mengumbar aurat semakin digemari karena mereka tidak ingin
dikatakan ketinggalan zaman. Bahkan seorang muslimah berjilbab pun, saat ini
banyak yang masih belum bisa dikatakan telah menutup aurat karena, walaupun
mengenakan jilbab tapi pakaian yang dipakai cenderung ketat, tipis dan
memperlihatkan lekukan tubuhnya agar kelihatan cantik.
Ada juga kebiasaan yang jauh dari tuntunan agama yang
telah terlembagakan, dibuat formal sehingga tak tampak sebagai suatu perbuatan
yang mengumbar kemaksiatan. Justru banyak wanita yang memilih
jalan ini untuk mendapatkan mahkota “kehormatan” seperti ; ajang kontes-kontes dengan
berbagai latar tujuan yang mengekspos kecantikan para wanita. Tidak hanya sebatas kecantikan
wajah, tetapi juga kecantikan tubuh diobral demi sebuah mahkota “kehormatan” yang
terbuat dari emas permata. Para wanita berlomba-lomba mengikuti audisi
putri-putri kecantikan, dari tingkat lokal sampai tingkat internasional. Hanya
demi sebuah mahkota dari emas permata yang di gelar “Miss Universe”(kontes serupa dengan putri Indonesia dan diikuti
oleh perwakilan putri-putri dari berbagai negara) atau sejenisnya, mereka
rela menelanjangi dirinya sekaligus meninggalkan rasa malu sebagai
sebaik-baik mahkota di dirinya.
Apakah mereka
tidak menyadari, kelak di hari tuanya ketika kecantikan fisik sudah memudar
atau bahkan ketika jasad telah menyatu dengan tanah, apakah yang bisa
dibanggakan dari kecantikan itu? Ketika telah berada di alam kubur dan bertemu
dengan malaikat yang akan bertanya tentang amal ibadah kita selama di dunia
dengan penuh rasa malu karena telah meninggalkan mahkota kemuliaan
yang hakiki semasa di dunia.
Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan
tubuh, namun di dalam hati.
Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada
apa yang tidak dapat terlihat. Sayang sekali,
di zaman ini rasa malu pada wanita telah pudar, sehingga hakikat penciptaan
wanita yang seharusnya menjadi perhiasan dunia dengan keshalihahannya menjadi
tak lagi bermakna. Zaman sekarang wanita hanya dijadikan
objek kesenangan nafsu. Hal seperti ini karena perilaku wanita itu sendiri yang
seringkali berbangga diri dengan mengatasnamakan emansipasi. Mereka meninggalkan rasa malu untuk bersaing dengan kaum pria.
Allah telah
menetapkan fitrah wanita dan pria dengan perbedaan yang sangat signifikan.
Tidak hanya secara fisik, tetapi juga dalam akal dan tingkah laku. Bahkan dalam
Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 228 yang artinya; “Dan para wanita mempunyai
hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang sepatutnya”,
Allah telah menetapkan hak bagi wanita sebagaimana mestinya. Tidak sekedar
kewajiban yang dibebankan, namun hak wanita pun Allah sangat memperhatikan
dengan menyesuaikan fitrah wanita itu sendiri. Ketika para wanita menyadari
fitrahnya, maka dia akan paham bahwasanya rasa malu pun itu menjadi hak
baginya. Setiap wanita, terlebih seorang muslimah, berhak menyandang rasa malu
sebagai mahkota kemuliaannya. Sayangnya, hanya sedikit wanita yang
menyadari hal ini.
Dalam sebuah
kisah, Aisyah R.A pernah didatangi wanita-wanita dari Bani Tamim dengan
pakaian tipis, kemudian beliau berkata, “Jika kalian wanita-wanita beriman,
maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika
kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.” Betapa pun Allah ketika menetapkan
hijab yang sempurna bagi kaum wanita, itu adalah sebuah penjagaan tersendiri
dari Allah kepada kita kaum wanita terhadap mahkota yang ada pada diri kita. Namun kenapa
ketika Allah sendiri telah memberikan perlindungan kepada kita, justru kita
sendiri yang berlepas diri dari penjagaan itu sehingga mahkota kemuliaan kita
pun hilang di telan zaman. Peliharalah
rasa malu itu pada diri kita, sebagai sebaik-baik perhiasan kita sebagai wanita
yang mulia dan dimuliakan. Sungguh, rasa malu itu lebih berharga jika kau
bandingkan dengan mahkota yang terbuat dari emas permata, namun untuk
mendapatkannya (mahkota emas permata itu), kau tidak
harus
menelanjangi dirimu di depan publik.
Ketika saya
mendengar kata “The Beauty of muslimah” (kecantikan/ keindahan seorang muslimah) saya
langsung teringat pada Fatimah
Az-Zahro dan Mariah Al-Qibtiyah. Fatimah adalah putri Rasulullah SAW
yang sangat berpengaruh dalam sejarah islam. Bahkan setelah wafatnya, ia memelihara semangat
orang–orang yang mencari keadilan serta menentang kelaliman dan diskriminasi
dalam masyarakat islam. Ia adalah suatu manifestasi dalam
pemikiran islam. Sungguh sangat luar biasa, padahal pada saat zaman jahiliyah jika
seseorang mempunyai anak perempuan maka dia akan dibunuh hidup-hidup. Akan
tetapi hal ini berbeda dengan Rasulullah, beliau sangat mencintai dan
menghormati setiap wanita dalam kehidupannya. Sedangkan Mariah Al-Qibtiyah adalah budak berkulit hitam pemberian raja Mesir yang
akhirnya menjadi istri nabi Muhammad dan sangat setia kepadanya. Nabi Muhammad
tidak memandang Mariah Al-Qibtiyah dari statusnya sebagai budak berkulit
hitam,beliau melihatnya dari ketulusan dan kecantikan budi pekertinya.
Kedudukan seorang wanita di sisi Tuhan sangatlah
mulia, karena tanpa adanya seorang wanita maka tak akan tercipta
manusia-manusia lain di bumi ini,maka dari situlah Allah menciptakan Ibu Hawa
sebagai awal dari kehidupan manusia di dunia. Dan setelah itu muncullah
wanita–wanita muslim, cantik dan solehah generasi penurus Hawa termasuk ibu kita
sendiri yang telah mengandung kita 9 bulan 10 hari serta tulus ikhlas dalam
memperjuangkan kita sampai darah penghabisannya. Bahkan surga pun berada di
telapak kaki seorang wanita.
Dalam essay
ini, saya mengulas
makna kecantikan seorang muslimah dari sisi ajaran agama islam
Saya yakin
bahwa semua wanita ingin tampil cantik, secantik-cantiknya. Dalam Islam, muslim
mempercantik diri artinya mempercantik diri luar dalam. Cantik, dalam tuntunan
Islam adalah sebuah ibadah. Sosok
muslimah, nampaknya kecantikan tidak hanya berhenti pada
hidumg yang mancung,
pipi yang mulus, kulit yang terawat dan seabrek pesona fisik lainnya, akan tetapi lebih dari itu ia harus mempunyai kecantikan yang lain
yaitu kecantikan jiwa, artinya dia selalu siap mempercantik jiwanya dengan selalu memperbarui
taubat. Menyegarkan jiwanya dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya karena
tak ada kata yang indah, selain kata pasrah terhadap apa yang diperintahkan
Allah dan Rasul-Nya.
Selain itu, juga cantik
akalnya. Muslimah yang cantik akalnya mempunyai
ciri-ciri
cerdas, kritis dan nyambung kalau diajak bicara. Selalu cepat mendapat info pengetahuan terbaru dan tidak ketinggal dalam mereaksi perkembangan zaman dengan cara yang positif.
Dan yang selanjunya yaitu
cantik dirinya. Pada aspek ini muslimah harus mampu berada pada dua poin
besar, antara terlalu berlebihan dengan terlalu meremehkan.
Penampilan memang bukan segala-galanya, namun bukan berarti kemudian
kita meremehkannya dengan memilih tampil kucel. Muslimah
harus pintar-pintar menempatkan diri antara berlebihan dan meremehkan. Memilih kosmetik yang
berfungsi menjaga dan bukan berfungsi membuat menyolok.
Sesungguhnya Allah SWT menciptakan setiap muslimah itu cantik dan kata–kata
jelek itu hanyalah terlontarkan pada orang–orang yang tak pernah bersyukur
terhadap nikmat yang telah diberikan oleh yang maha kuasa.
Saat diciptakan wanita, Allah membuatnya menjadi
sangat utama. Diciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan
isinya. Diberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan
mengeluarkan bayi dari rahimnya, walaupun kerap berulangkali ia
menerima cerca dari anaknya itu. Diberikan keperkasaan yang
akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus
asa. Diberikan kesabaran untuk merawat keluarganya walau letih,
walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah. Wanita diberikan perasaan peka dan sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan
situasi apapun. Walaupun acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan
hatinya. Wanita diberikan kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa
sulit dan menjadi pelindung baginya. Wanita juga diberikan ia air mata agar
dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus diberikan kepada wanita, agar
dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang
dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan.
Maka dari itu kita sebagai muslimah generasi
selanjutnya harus selalu berfikir bahwa muslimah yang cantik adalah wanita yang
cantik hati dan kepribadiannya dan jangan minder jika kita mempunyai kekurangan
dalam fisik kita sebaiknya kita harus selalu bersyukur terhadap nikmat Allah
SWT.
Cobak postingo esai, artikel dan tulisan-tulisanmu yang pernah masuk kompetisi, Cong. Pasri banyak yang nyari. Daripada tips lolos kompetisi, biasanya lebih masuk baca tulisannya langsung. Tulisan mulai jamanmu SMK telusurono, mugo iseh ono. Jadi spesialisasi atau blog ini bisa mengarah kesono...
BalasHapusTerus pemberitaanmu di media massa juga bisa dimasukkan sini. Kliping kertas bisa hilang, mending dikliping di internet kayak gini.