Jumat, 03 Februari 2017

Rona Indah Mahkota Muslimah


Jika kita membicarakan seputar wanita pasti tidak akan pernah ada habisnya karena terlalu banyak hal yang bisa dikupas dari seorang wanita. Mulai dari hal seperti fashion (model baju), seleranya, gaya hidupnya, kepribadian, peranannya dalam keluarga, masyarakat maupun negara dan masih banyak lagi yang lainnya.
Mengingat perkembangan zaman yang begitu pesat, maka tak sedikit pula wanita yang merubah gaya hidupnya. Dulu seorang wanita jika sudah berumah tangga maka ia mempunyai tugas utama yaitu mengurus anggota keluarganya terutama anak-anaknya serta menjadi istri yang taat pada suaminya. Akan tetapi berbeda dengan wanita zaman sekarang, mereka lebih memilih sukses berkarir daripada mengurus keluarganya. Mereka beranggapan bahwa dengan sukses berkarir dan mempunyai uang banyak maka keluarganya termasuk anak dan suaminya juga bahagia padahal mereka sangat kekurangan kasih sayang seorang ibu atau istri dalam kehidupannya.
Wanita acap kali dikatakan sebagai kaum yang sangat konsumtif. Mengapa??? Karena mereka mudah tergiur oleh hal-hal baru yang ditawarkan dan sudah memasyarakat luas dalam pasaran. Coba kita lihat realitasnya, pada saat suatu mall atau pusat pembelanjaan sedang memberikan diskon besar-besaran atau sedang meluncurkan produk andalan mereka, pasti banyak sekali kaum wanita yang berbondong-bondong pergi kesana walaupun apa yang mereka beli sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan dan tidak akan berakibat fatal jika mereka tidak membelinya. Selain pusat perbelanjaan, ada tempat lain yang banyak diburu oleh kaum wanita. Tempat tersebut yaitu tempat hiburan yang penuh fantasi seperti café remang-remang, diskotik dan tempat hiburan malam lainnya. Kebanyakan dari mereka mengunjungi tempat ini untuk melepas kepenatan dan hura-hura untuk mendapatkan kesenangan melalui minum-minuman keras, dugem, seks bebas tanpa peduli akan kesuciannya dan narkotika. Wanita-wanita yang hidup di era modern ini juga dipandang berpenampilan semakin seronok tanpa memandang etika sebagai bangsa timur. Gaya memakai rok mini dan baju yang seksi-seksi serta mengumbar aurat semakin digemari karena mereka tidak ingin dikatakan ketinggalan zaman. Bahkan seorang muslimah berjilbab pun, saat ini banyak yang masih belum bisa dikatakan telah menutup aurat karena, walaupun mengenakan jilbab tapi pakaian yang dipakai cenderung ketat, tipis dan memperlihatkan lekukan tubuhnya agar kelihatan cantik.
Ada juga kebiasaan yang jauh dari tuntunan agama yang telah terlembagakan, dibuat formal sehingga tak tampak sebagai suatu perbuatan yang mengumbar kemaksiatan. Justru banyak wanita yang memilih jalan ini untuk mendapatkan mahkota kehormatan seperti ; ajang kontes-kontes dengan berbagai latar tujuan yang mengekspos kecantikan para wanita. Tidak hanya sebatas kecantikan wajah, tetapi juga kecantikan tubuh diobral demi sebuah mahkota kehormatan yang terbuat dari emas permata. Para wanita berlomba-lomba mengikuti audisi putri-putri kecantikan, dari tingkat lokal sampai tingkat internasional. Hanya demi sebuah mahkota dari emas permata yang di gelar Miss Universe”(kontes serupa dengan putri Indonesia dan diikuti oleh perwakilan putri-putri dari berbagai negara) atau sejenisnya, mereka rela menelanjangi dirinya sekaligus meninggalkan rasa malu sebagai sebaik-baik mahkota di dirinya.
Apakah mereka tidak menyadari, kelak di hari tuanya ketika kecantikan fisik sudah memudar atau bahkan ketika jasad telah menyatu dengan tanah, apakah yang bisa dibanggakan dari kecantikan itu? Ketika telah berada di alam kubur dan bertemu dengan malaikat yang akan bertanya tentang amal ibadah kita selama di dunia dengan penuh rasa malu karena telah meninggalkan mahkota kemuliaan yang hakiki semasa di dunia.
Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh,  namun di dalam hati. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat. Sayang sekali, di zaman ini rasa malu pada wanita telah pudar, sehingga hakikat penciptaan wanita yang seharusnya menjadi perhiasan dunia dengan keshalihahannya menjadi tak lagi bermakna. Zaman sekarang wanita hanya dijadikan objek kesenangan nafsu. Hal seperti ini karena perilaku wanita itu sendiri yang seringkali berbangga diri dengan mengatasnamakan emansipasi. Mereka meninggalkan rasa malu untuk bersaing dengan kaum pria.
Allah telah menetapkan fitrah wanita dan pria dengan perbedaan yang sangat signifikan. Tidak hanya secara fisik, tetapi juga dalam akal dan tingkah laku. Bahkan dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 228 yang artinya; Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang sepatutnya”, Allah telah menetapkan hak bagi wanita sebagaimana mestinya. Tidak sekedar kewajiban yang dibebankan, namun hak wanita pun Allah sangat memperhatikan dengan menyesuaikan fitrah wanita itu sendiri. Ketika para wanita menyadari fitrahnya, maka dia akan paham bahwasanya rasa malu pun itu menjadi hak baginya. Setiap wanita, terlebih seorang muslimah, berhak menyandang rasa malu sebagai mahkota kemuliaannya. Sayangnya, hanya sedikit wanita yang menyadari hal ini.
Dalam sebuah kisah, Aisyah R.A pernah didatangi wanita-wanita dari Bani Tamim dengan pakaian tipis, kemudian beliau berkata, “Jika kalian wanita-wanita beriman, maka (ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.” Betapa pun Allah ketika menetapkan hijab yang sempurna bagi kaum wanita, itu adalah sebuah penjagaan tersendiri dari Allah kepada kita kaum wanita terhadap mahkota yang ada pada diri kita. Namun kenapa ketika Allah sendiri telah memberikan perlindungan kepada kita, justru kita sendiri yang berlepas diri dari penjagaan itu sehingga mahkota kemuliaan kita pun hilang di telan zaman. Peliharalah rasa malu itu pada diri kita, sebagai sebaik-baik perhiasan kita sebagai wanita yang mulia dan dimuliakan. Sungguh, rasa malu itu lebih berharga jika kau bandingkan dengan mahkota yang terbuat dari emas permata, namun untuk mendapatkannya (mahkota emas permata itu), kau tidak harus menelanjangi dirimu di depan publik.
Ketika saya mendengar kata “The Beauty of muslimah” (kecantikan/ keindahan seorang muslimah) saya langsung teringat pada Fatimah  Az-Zahro dan Mariah Al-Qibtiyah. Fatimah adalah putri Rasulullah SAW yang sangat berpengaruh dalam sejarah islam. Bahkan setelah wafatnya, ia memelihara semangat orang–orang yang mencari keadilan serta menentang kelaliman dan diskriminasi dalam masyarakat islam. Ia adalah suatu manifestasi dalam pemikiran islam. Sungguh sangat luar biasa, padahal pada saat zaman jahiliyah jika seseorang mempunyai anak perempuan maka dia akan dibunuh hidup-hidup. Akan tetapi hal ini berbeda dengan Rasulullah, beliau sangat mencintai dan menghormati setiap wanita dalam kehidupannya. Sedangkan Mariah Al-Qibtiyah adalah budak berkulit hitam pemberian raja Mesir yang akhirnya menjadi istri nabi Muhammad dan sangat setia kepadanya. Nabi Muhammad tidak memandang Mariah Al-Qibtiyah dari statusnya sebagai budak berkulit hitam,beliau melihatnya dari ketulusan dan kecantikan budi pekertinya.
Kedudukan seorang wanita di sisi Tuhan sangatlah mulia, karena tanpa adanya seorang wanita maka tak akan tercipta manusia-manusia lain di bumi ini,maka dari situlah Allah menciptakan Ibu Hawa sebagai awal dari kehidupan manusia di dunia. Dan setelah itu muncullah wanita–wanita muslim, cantik dan solehah generasi penurus Hawa termasuk ibu kita sendiri yang telah mengandung kita 9 bulan 10 hari serta tulus ikhlas dalam memperjuangkan kita sampai darah penghabisannya. Bahkan surga pun berada di telapak kaki seorang wanita.
Dalam essay ini, saya mengulas makna kecantikan seorang muslimah dari sisi ajaran agama islam Saya yakin bahwa semua wanita ingin tampil cantik, secantik-cantiknya. Dalam Islam, muslim mempercantik diri artinya mempercantik diri luar dalam. Cantik, dalam tuntunan Islam adalah sebuah ibadah.  Sosok muslimah, nampaknya kecantikan tidak hanya berhenti pada hidumg yang mancung, pipi yang mulus, kulit yang terawat dan seabrek pesona fisik lainnya, akan tetapi lebih dari itu ia harus mempunyai kecantikan yang lain yaitu kecantikan jiwa, artinya dia selalu siap mempercantik jiwanya dengan selalu memperbarui taubat. Menyegarkan jiwanya dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya karena tak ada kata yang indah, selain kata pasrah terhadap apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.
Selain itu, juga cantik akalnya. Muslimah yang cantik akalnya mempunyai ciri-ciri cerdas, kritis dan nyambung kalau diajak bicara. Selalu cepat mendapat info pengetahuan terbaru dan tidak ketinggal dalam mereaksi perkembangan zaman dengan cara yang positif.
Dan yang selanjunya yaitu cantik dirinya. Pada aspek ini muslimah harus mampu berada pada dua poin besar, antara terlalu berlebihan dengan terlalu meremehkan. Penampilan memang bukan segala-galanya, namun bukan berarti kemudian kita meremehkannya dengan memilih tampil kucel. Muslimah harus pintar-pintar menempatkan diri antara berlebihan dan meremehkan. Memilih kosmetik yang berfungsi menjaga dan bukan berfungsi membuat menyolok. Sesungguhnya Allah SWT menciptakan setiap muslimah itu cantik dan kata–kata jelek itu hanyalah terlontarkan pada orang–orang yang tak pernah bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan oleh yang maha kuasa.
Saat diciptakan wanita, Allah membuatnya menjadi sangat utama. Diciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya. Diberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walaupun kerap berulangkali ia menerima cerca dari anaknya itu. Diberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa. Diberikan kesabaran untuk merawat keluarganya walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah. Wanita diberikan perasaan peka dan sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun. Walaupun acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Wanita diberikan kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. Wanita juga diberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus diberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan.
 Maka dari itu kita sebagai muslimah generasi selanjutnya harus selalu berfikir bahwa muslimah yang cantik adalah wanita yang cantik hati dan kepribadiannya dan jangan minder jika kita mempunyai kekurangan dalam fisik kita sebaiknya kita harus selalu bersyukur terhadap nikmat Allah SWT.


1 komentar:

  1. Cobak postingo esai, artikel dan tulisan-tulisanmu yang pernah masuk kompetisi, Cong. Pasri banyak yang nyari. Daripada tips lolos kompetisi, biasanya lebih masuk baca tulisannya langsung. Tulisan mulai jamanmu SMK telusurono, mugo iseh ono. Jadi spesialisasi atau blog ini bisa mengarah kesono...

    Terus pemberitaanmu di media massa juga bisa dimasukkan sini. Kliping kertas bisa hilang, mending dikliping di internet kayak gini.

    BalasHapus