Kamis, 09 Februari 2017

DONGENG: “SANDAL DAN SEPATU”

Ini adalah kisah sandal dan sepatu… Pak Abdullah memiliki sepasang sandal dan sepatu di rumahnya.  Tepat pukul 04.00 pak Abdullah bangun dari tidurnya dan bergegas mengambil sandalnya untuk di pakainya ke kamar mandi. Selepas ke kamar mandi, pak Abdullah meletakkan sandalnya  di rak depan pintu kamarnya dan pak Abdullah segera menunaikan ibadah sholat subuh.  Ketika pak Abdullah sholat, terjadilah percakapan antara sandal dan sepatu..

Eh sandal… malang sekali sih nasib muu… pagi-pagi gini udah basah kuyub begitu… celoteh si sepatu..

Gak papa deh,,, yang penting kan aku berguna dan bermanfaat… jawab si sandal

Bermanfaat apanya?? Mending kayak aku nih… tiap hari aku di pakai ke kantor… gak kayak kamu, Cuma di pakai ke kamar madi doang… Huuu… payah sekali kamu ndal sandal… Hina si Sepatu  

Si Sandal pun menangis karena hinaan si Sepatu…

Hiks… Hiks… ya allaahhh.. kenapa nasibku seperti inii?? Jadikan hamba sandal yang sangat bermanfaat ya Allaaah. Supaya hidup saya tidak sia-sia seperti ini… . Ucap si Sandal berdoa dalam hati.  

Tak lama kemudian, pak Abdullah bergegas untuk pergi ke kantor. Pak Abdullah memakai sepatu kulit hitam mengkilat yang ia letakkan di rak sepatu itu…

Eh… Sandal, saya pergi ke kantor dulu yaa… dadaaa… ejek si Sepatu..

Iya… hati-hati ya sepatuu… senyum si sandal dengan hati sedih..

Yuhuuuu… sahut si sepatu dengan sombongnya…  

Pagi itu langit terlihat cerah sekali, sehingga Pak Abdullah lupa tidak membawa payung padahal lagi musim hujan.. Sore harinya ketika pak Abdullah menunggu bis kota, eh tiba-tiba langit menjadi mendung dan hujan mengguyur seluruh kota. Pak Abdullah berlari kecil mencari tempat yang lebih teduh. Si sepatu pun berteriak keras-keras..

Toloong… toloooong…teriak si sepatu

Tanpa di sadari, ketika pak Abdullah berlari, beliau menginjak  kubangan air yang becek dan berlumpur…

Pyaaar…

Dan sepatu pak Abdullah pun menjadi kotor, basah dan bauu…

Sepatu pun menais jengkel di jalan… nampaknya ia juga kelelahan karena harus berlari-lari… Sesampainya di rumah, si sepatu tertunduk malu dan tetap saja menunjukkan kesombongannya..

Lalu pak abdullah menyikat sepatunya itu untuk menghilangkan lumpur. Karena sepatu pak abdullah terbuat dari kulit maka lama sekali untuk bisa kering. Pak Abdullah hanya menjemurnya di depan kamar mandi.. Karena cuaca sangat dingin, sepatu pun juga sangat kedinginan karena ia masih basah…

Esok harinya ketika matahari terbit, dan cuaca hari minggu yang cukup cerah.

Pak Abdullah menjemur sepatu kesayangannya itu di bawah terik matahari… Awalnya badan si sepatu terasa hangat, tapi karena terlalu lama di jemur dan terik matahari semakin panas, si sepatu pun menjadi kepanasan sampai berkeringat. Namun hal itu tidak berlangsung lama, 2 jam kemudian tiba-tiba langit mendung kembali dan hujan deras pun kembali mengguyur kota. Pak abdullah tidak tahu jika hujan turun, beliau sedang terlelap tidur.  Si Sandal pun mencoba berteriak, namun tetap saja pak Abdullah tak dapat mendengarnya. Si sepatu menangis meronta-ronta karena nasibnya kini lagi-lagi apes. Kini ia tak lagi dapat menyombongkan dirinya pada si sandal. Ia malu sangat maluuu… Kulitnya yang mengkilat, menjadi sedikit pucat.  

Sandaaaal… sandaaaalll…. Tolooong akuuu…. Bantu akuuu saan… aku minta maaf sama kamuu…jerit si sepatuu..

Iya sepatuu… aku akan menolongmuu… Sandal berdoa agar pak Abdullah segera bangun dan membawa sepatu masuk ke dalam rumah.. Dan bersyukur karena tidak lama kemudian ternyata pak Abdullah bangun dan tersontak kaget karena hujan begitu deras. Beliau langsung membawa sepatu masuk ke dalam rumah… Sepatu menangis sekeras-kerasnya menyesali atas kesombongannya pada sandal.. lalu ia mminta maaf pada si sandal…

Huhuhuuu…hiks.hiks… sandaaal… maafkan akuu yaa…

Iya sepatu… aku sudah memaafkanmu kok..

Kamu baik sekali… mulai sekarang, aku berjanji tidak akan sombong lagi… huhuhuuu… aku menyesal ndaal…

 Iyaa sahabatkuu… jangan menagis lagi yah… Lalu mereka saling berpelukan… dan memafkan satu sama lain…  

Karena pak Abdullah akan memakai sepatunya untuk bekerja besok, akhirnya beliau mengelap sepatu kesayangannya itu dan mengeringkan menggunakan hairdryer lalu menghangatkan si sepatu di depan tungku penghangat di rumahnya… dan akhirnya si sepatu pun menjadi sedikit kering dan lebih hangat

Nah… itu lah ceritana … kalau kita sombong pasti kita akan mendapatkan hukumannya… maka dari ituu jangan menjadi anak yang sombong yaa…

1 komentar:

  1. Gawe dongeng tentang kepo yang positif, Kak Win...

    Biar anak-anak nggak cuma tahu sombong, rendah hati dan lain-lain itu aja.

    BalasHapus