Minggu, 19 Februari 2017

Sudah Cukup Mengedukasi kah Dongeng di Negara Kita?




Saat ini karya sastra masih digunakan oleh banyak orang terutama guru dan orang tua sebagai media untuk menanamkan nilai moral-edukasi pada anak. Karya sastra yang cukup mereka gunakan adalah dongeng. Di rumah, setiap malam masih banyak orang tua yang menggunakan media dongeng sebagai pengantar. Banyak pula orangtua yang berlangganan majalah anak-anak dengan harapan dapat meningkatkan budi pekertinya melalui dongeng-dongeng yang ada dalam majalah tersebut. Di sekolah pun anak-anak sekolah dasar dan menengah juga diajarkan materi kesusatraan misalnya cerita pendek, dongeng, puisi, dan pantun. Maka dari itulah universitas yang didalamnya terdapat jurusan seperti PGSD,PAUD,Pendidikan Bahasa Indonesia terdapat matakuliah yang mengkaji tentang sastra, hal ini bertujuan jika kelak mereka penjadi seorang pendidik maka ia cukup mampu mengajar sastra pada peserta didiknya.

Kenyataan diatas menunjukkan bahwa karya sastra dalam artian sempit dongeng sangat penting terhadap perkembangan anak. Dongeng merupakan karya sasstra yang penuh akan imajinasi, tentu ini cukup singkron dimana pada masa anak-anak mereka cukup imajinatif. Dalam sastra terdapat nilai keindahan, kelucuan, sederhana, mengandung nilai pendidikan yang menyenangkan,sehingga tanpa dirasa, dongeng menjadi sangat efektif dalam menanamkan nilai moral dan edukasi pada anak.

 Penyediaan buku bacaan dongeng sejak dini selain dapat meningkatkan minat baca anak juga diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan kognisi, afeksi dan psikomotor pada anak karena dalam dongeng ada kehidupan yang menawarkan nilai-nilai moral yang baik untuk perkembangan pikiran dan perasaan anak. Sehingga mutu dan kualitas dari dongeng yang diceritakan harus benar-benar diperhatikan terutama berkenaan dengan nilai moral yang ingin disampaikan karena jika dongeng yang diceritakan ternyata tidak mengandung sesuatu yang positif dan tidak mengajarkan kebaikan maka akan berakibat fatal terhadap  karakter anak. Contohnya saja adalah ketika di Indonesia tersebar karya sastra Dongeng Si Kancil Mencuri Mentimun. Dalam dongeng ini diceritakan seekor kacil yang cukup cerdik namun licik, suka berbohong, dan ingin menang sendiri. Maka ini cukup berbahaya terhadap mental dan karakter anak bangsa. Hal ini bisa diamati dari fenomena-fenomena kebobrokan moral yang kerap kali muncul saat ini seperti merajalelanya kasus suap, korupsi,kolusi dan nepotisme. Maka karya sastra anak yakni dongeng yang telah tersebar di Indonesia terutama yang tidak mengajarkan nilai moral positif haruslah ditepis agar Indonesia menjadi negara yang berkarakter dan berkepribadian. Misalnya saja dengan menciptakan dan menyebarkan dongeng-dongeng yang edukatif serta  menggubah dongeng lama seperti si kancil anak nakal menjadi si kancil anak yang rajin belajar. Jika hal ini dilakukan oleh setiap pendidik maupun orangtua maka lama-kelamaan dongeng yang tersebar menjadi lebih baik dan menginspirasi jutaan anak Indonesia agar menajdi generasi yang berakhlak mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar